Sabtu, 24 Maret 2012

AMAZING: Alqur'an Mengungkap Sejarah Metalurgi Dalam Kisah Dzurkarnain

Hai guys kali ini the journey pingin share lagi ni tentang ilmu pengetahuan dan Alqur'an.
Kalau dulu the journey pernah post tentang alqur'an n atmosfer, bagi yang belum sempet baca, bisa baca disini .  Nah kali ini the journey mau bagi2 lagi ni tentang salah satu the amazing of Al-quran.

How amazing guys,, Alqur'an was telling us about the history of metallurgy in Dzulkarnain era



What is metallurgy??
Well guys buat lu yang belum tau apa sih metalurgi itu,, ni gw kasih tau:
Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika, matematika dan kimia serta proses keteknikan untuk menjelaskan secara terperinci dan mendalam mengenai fenomena-fenomena proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, fenomena-fenomena proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam . Lingkup bidang metalurgi ini sedemikian luas, dimulai dari pengolahan bahan galian, ekstraksi logam dan pemurniannya, pembentukan dan perlakuan panas logam, teknologi perancangan dan pengoperasian sistem-sistem metalurgi hingga fenomena kegagalan struktur logam akibat beban mekanik dan degradasi logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya termasuk pengendaliannya, serta teknologi daur ulang (http://www.metallurgy.itb.ac.id).

Bagaimana Al-qur'an menceritakan  sejarah metalurgi??

Alqur'an menceritakan sejarah mengenai metalurgi di dalam kisah Dzulkarnain. Di dalam Alqur'an diceritakan kisah seorang hamba Allah bernama Dzulkarnain. Dzulkarnain terkenal dengan tembok besar yang kokoh, dan kuat, yang dibangun olehnya, lalu,,

Siapakah Dzulkarnain itu??

Kisah seorang Dzulkarnain dan perjalanannya diceritakan di dalam Alqur'an QS. Al-Kahfi ayat 83 s.d 98.
Berikut ini terjemahan ayat tersebut:
83. Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."
84. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
85. maka dia pun menempuh suatu jalan.
86. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.
87. Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
88. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami."
89. Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
90. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
91. demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
92. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
93. Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
94. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
95. Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
96. berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku Qithraan/tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu."
97. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.
98. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.

Di dalam QS. Alkahfi tersebut diceritakan tentang seorang hamba Allah yang bernama Dzulkarnain. Pada QS. Alkahfi ayat 84-98 dijelaskan mengenai karakter atau pribadi Dzulkarnain dan kisah perjalanan Dzulkarnain. 

Menurut ayat-ayat tersebut, Dzulkarnain adalah seorang laki-laki yang beriman kepada Allah yang Maha Esa. Beliau memiliki manhaj keimanan dalam berinteraksi dengan orang-orang dan pekerjaan. Beliau mempercayai ajaran kebenaran, keadilan, kedamaian, saling membantu sesama manusia dan mengajak mereka menuju agama yang lurus. Pada QS. Alkahfi ayat 98, dijelaskan pula bahwa Dzulkarnain juga percaya dengan rahmat Allah, kekuasaan, dan kekuatan-Nya serta percaya akan hari kebangkitan dan hari akhir yang dijanjikan oleh Allah. Karakter atau pribadi yang demikian menegaskan bahwa beliau menganut agama yang benar. Kekuasaan dan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepadanya di muka bumi adalah bukti lain atas keimanan, amal shaleh, dan kebenaran prinsip yang diyakininya. Kekuasaan dan kekuatan tersebut sebagai amanah dan rahmat yang diberikan oleh Allah kepada Dzulkarnain.

Dengan berlandaskan ayat tersebut ada beberapa tokoh yang terinspirasi untuk meneliti tentang perjalanan Dzulkarnain. Salah satunya adalah Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Said (2007) yang menceritakan tentang kisah Dzulkarnai di dalam bukunya yang berjudul “Munculnya Ya’juj dan Ma’juj di Asia, Mengungkap Misteri Perjalanan Dzulkarnain ke Cina”. Namun menurut pendapat gw ne buku itu bagus sih, tapi ada beberapa hal yang g sinkron dari cerita dzulkarnain di buku itu dengan cerita yang ditulis secara implisit oleh Allah dalam Alqur'an, ada beberapa hal yang terlalu dipaksakan. But guys di postingan the jorney ini, bukan buku itu yang mw kita bahas, itu hanya salah satu referensi ttg Dzulkarnai, buat lu yang penasaran tentang kisah siapa dan gimana kisahnya si Dzulkarnai secara lengkap bisa baca tu buku, tapi jangan langsung ditelan mentah2 ya, lu cerna dulu isinya kira-kira bener kagak..

Dari banyak tokoh yang menceritakan tentang kisah Dzulkarnain, termasuk blog-blog yang nulis tentang kisah Dzulkarnain salah satu yang bisa gw simpulkan sih tentang Tembok Besar yang dibangun oleh Dzulkarnain. Keberadaan tembok tersebut saat ini belum diketahui dengan pasti, banyak asumsi tentang lokasi tembok besar itu, ada yang bilang tembok besar dzulkarnain tu sebenernya ya tembok besar cina, terus ada yg bilang lagi tembok tersebut ada di georgia, dan banyak asumsi lainnya. Kalau gw sih kurang setuju dengan pendapat yang bilang kalau tembok besar yang dibangun dzulkrnain tu tembok besar cina, coz    dari segi material tembok g' sama dengan yang disebutkan dalam Alqur;an. Nah guys point penting dari tembok besar Dzulkarnai adalah teknologi yang digunakan untuk membuat tembok tersebut.

Well kita review lagi ke QS. Al-Kahfi ayat 95-96 (terjemahnya ada di atas) Di dalam QS. Al-Kahfi ayat 95 disebutkan bahwa untuk membangun tembok besar tersebut Dzulkarnain membutuhkan kekuatan, yang dalam ayat tersebut kekuatan ditafsirkan sebagai kekuatan manusia atau tenaga dan alat-alat. Kemudian ayat berikutnya menjelaskan bahwa bahan yang diperlukan untuk membangun tembok besar tersebut adalah besi dan tembaga. Besi yang dimaksudkan yaitu berupa potongan-potongan besi yang kemudian dipanaskan, lalu dilapisi dengan Qithraan/tembaga yang telah leleh (lelehan tembaga).

Perlu dijelaskan di sini bahwa ada sedikit variasi atau perbedaan dalam penafsiran ayat tersebut khususnya berkaitan dengan kata "Qithraan". Dari 8 terjemahan (2 versi bahasa Indonesia dan 6 versi bahasa Inggris), kata "Qithraan" dapat dibedakan menjadi 4 penafsiran, yaitu (molten) copper (tembaga yang meleleh/mendidih), (molten) lead (timah yang meleleh), (molten) brass (kuningan yang meleleh), dan tar (ter/tir). Keempat penafsiran tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Jalalen, Tafsir Thabari and Tafsir Qurtubi, kata "qithr" ditafsirkan sebagai "tembaga". Kata "yang meleleh (molten)" merupakan tafsiran tambahan. Jika kita lihat Kamus Inggris-Indonesia-Arab susunan Attabik Ali, diperoleh bahwa arti dari qithr adalah tar (Inggris) dan ter/tir (Indonesia). 

Untuk menentukan tafsiran yang paling tepat, hal ini dapat ditinjau dari perspektif sains modern.Teknologi dalam pembuatan tembok besar Dzulkarnain yang menyinggung penggunaan logam dan pencampuran atau pelapisan logam, di dalam teknologi modern atau masa sekarang dikenal sebagai teknologi metalurgi.

So guys ini berarti metalurgi itu sudah dikenal pada masa Dzulkarnain dan aplikasinya untuk pembangunan tembok besar Dzulkarnain.. Awesome.

Kembali meninjau QS. Al-Kahfi ayat 96, jika kata "Qithraan" yang dimaksud adalah tembaga ataupun timah, ini dapat diterangkan dengan ilmu pengetahuan. Berikut ini penjelasannya berdasarkan metalurgi: Jika logam besi dilapisi tembaga atau timah, besi akan terlindung dari korosi. Sebab logam Cu (E°Cu2+|Cu = +0.34V) dan Sn( E°Sn2+|Sn = -0.14V) memiliki potensi reduksi yang lebih positif dari pada besi (E°Fe2+|Fe = -0.44V). 

Proses pelapisan logam besi ini dapat dengan cara membersihkan besi terlebih dahulu, kemudian melapis dengan suatu zat yang sukar ditembus oleh oksigen, misalnya cat, gelas, plastik, atau vaselin . Perlu diperhatikan, seluruh permukaan besi harus terlapis sempurna untuk menghindarkan kontak dengan oksigen. Proses pelapisan yang tidak sempurna dapat lebih berbahaya dibandingkan besi tanpa pelapis. Namun, bila lapisan ini bocor, sehingga lapisan tembaga atau timah terbuka, besi akan mengalami korosi yang lebih cepat. Pengaratan dapat terjadi pada bagian yang tertutup sehingga tidak terdeteksi. Akibat proses pengkaratan, maka besi yang awalnya kokoh akan menjadi rapuh dan kemudian roboh atau hancur.

Kemudian ada sifat – sifat kimia tembaga yang menjadi kelemahan tembaga, yaitu anatar lain: 

1) Tembaga tidak dapat diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nonoksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih dapat bereaksi atau menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk. 

2) Tembaga berekasi dengan asam sulfat pekat. 




3) Tembaga berekasi dengan asam nitrat encer dan pekat.





4) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+. 






5) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida. 

Sifat-sifat kimia tembaga di atas menjadi kelemahan tembaga, jika tembaga digunakan sebagai pelapis besi untuk bahan bangungan, karena pada kondisi-kondisi tertentu seperti poin 1 – 5, tembaga dapat berekasi dengan unsur atau senyawa lain, ini berarti ikatan kimia tembaga menjadi lemah. 

Penjelasan-penjalasan di atas merupakan pandangan ilmu pengetahuan terhadap QS. Alkahfi ayat 96, jika kata "Qithraan" di dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai tembaga ataupun timah. 

Namun Apabila kata "Qithraan" yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah tar (ter/tir), maka jika tar dituangkan ke dalam besi maka menghasilkan baja. Berdasarkan ilmu metalurgi, baja dibuat dari dua unsur yaitu besi dan karbon. Selanjutnya jika kita amati, ter/tir (yang berwarna hitam yang merupakan campuran aspal dan minyak dan bisa juga disebut sebagai minyak mentah) jelas banyak mengandung unsur karbon. 

Jadi dalam cerita Dzulkarnain di atas jelas apa yang seharusnya dituangkan kedalam besi telah memerah panas seperti api adalah tir/ter, karena dengan menuangkan ter/tir tersebut terjadilah percampuran antara besi dan karbon sehingga terbentuklah baja, yang sifatnya lebih keras dan kuat dibandingkan besi. Sifat-sifat mekanis baja yaitu antara lain: baja memiliki kuat tarik, kuat leleh, keliatan, kekerasan dan keuletan (ketahanan terhadap lenturan dan puntiran – puntiran berulang – ulang). 

Dari kisah Dzulkarnain tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metalurgi telah dikenal pada masa Dzulkarnain, aplikasi dari ilmu metalurgi digunakan untuk pembuatan material bagungan Tembok Besar Dzulkarnain. Dan bisa jadi perkembangan dari ilmu metalurgi terinspirasi dari kisah Dzulkarnai yang tertulis di dalam Alqur'an. Sungguh luar biasa Rahmat Allah atas Alqur'an, dengan berjutt-juta ilmu pengetahuan di dalam nya. 

1 comments:

Bro kenalin ane anak metalurgi semster 7, menarik nih bahasan siapa tau bisa jadi bahan TA ane :D

Mau tanya aja, disitu apakah besi yang dituangkan tir dalam keadaan leleh apa hanya dalam keadaan austenit? Emangnya bisa ya bikin baja tanpa ngelebur Fe, tanpa de-S, de-C dkk

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More