Selasa, 10 April 2012

Geology Week: Hydrothermal Alteration


Hai guys, apa kabar? g' terasa sekarang udah masuk bulan april aja nih, well mumpung masih fresh nih di awal april ini gw pingin bagi2 sesuatu yang bermanfaat buat kalian, sedikit pengetahuan tentang alterasi hidrotermal, buat kalian yang kuliah di teknik geologi terutama yang udah ambil mata kuliah geologi sumberdaya mineral, gw percaya kalian udah pada ngerti tentang alterasi hidrotermal, but buat temen-temen yang masih belum ngerti apa sih alterasi hodrotermal itu?? nah di postingan kali ini gw bakal ngenalin ke teman2 apa alterasi hidrotermal itu,, n pastinya gw ngepost ttg hal ini karena ini punya arti penting, alias ada manfaatnya. sebenernya pengetahuan ttg alterasi hidrotermal buat apa sih?? well nanti gw ceritain apa pentingnya atw manfaat dari belajar alterasi hidrotermal, but sekarang kita belajar dulu ya apa alterasi hidrotermal itu dan macam-macamnya.

I.1 Pengertian

Larutan hidrotermal adalah cairan bertemperatur tinggi  (100  –  500oC) sisa pendinginan magma yang mampu merubah mineral yang telah ada sebelumnya dan membentuk mineral-mineral  tertentu. Secara umum cairan sisa kristalisasimagma tersebut bersifat silika yang kaya alumina, alkali dan alkali tanah yang mengandung air dan unsur-unsur volatil (Bateman, 1981). Magma hidrous atau wet magma atau gampangnya magma yang memiliki kandungan H2O cukup banyak, sebenernya kandungan H2O dalam magma tersebut max adalah 6,2%, ketika magma mendingin dan mengkristal 3% dari H2O tersebut ikut mengkristal menjadi bagian dari mineral, yaitu menjadi biotit dan hornblenda, lalu H2O sisanya nya lepas dari magma dan membentuk larutan magmatik atau larutan hidrotermal. Jadi larutan hidrotermal terbentuk pada bagian akhir dari siklus pembekuan magma
Larutan hidrotermal umumnya terakumulasi pada litologi dengan permeabilitas tinggi  atau pada zona lemah. Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya  (wall  rocks) akan menyebabkan terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder (alteration minerals). Proses terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder akibat interaksi batuan dengan larutan hidrotermal disebut dengan proses alterasi hidrotermal.
Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks, karena meliputi perubahan secara mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya pada kondisi fisika – kimia tertentu (Pirajno, 1992). Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal adalah temperatur, kimia, fluida, konsentrasi dan komposisi batuan samping, durasi aktifitas hidrotermal dan permeabilitas. Namun faktor kimia dan temperatur fluida merupakan faktor yang paling berpengaruh (Browne, 1994 dalam Corbett dan Leach, 1995)
Proses hidrotermal pada kondisi tertentu akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral atau mineral assemblage (Guilbert dan Park, 1986. Secara umum kehadiran himpunan mineral tertentu dalam suatu ubahan  batuan akan mencerminkan tipe alterasi tertentu.

I.2 Klasifikasi

Klasifikasi tipe alterasi hidrotermal pada endapan telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain Creassey (1956,1966). Lowell dan Guilbert (1970), Rose (1970), Meyer dan Hemley (1967) serta Thomson dan Thomson (1996). Lowell dan Guilbert membagi tipe alterasi kedalam potasik (K-feldspar, biotit, serisit,klorit, kuarsa),filik (kuarsa,serisit,pirit hidromika,klorit), argilik (kaolinit,monmorilonit,klorit) dan propilitik (klorit,epidot).

Tabel Tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan mineral (Guilbert dan Park, 1986)


Tabel Klasifikasi tipe alterasi dan himpunan mineralnya pada endapan epitermal sulfidasi rendah (Thompson dan Thomson,1996)
Tipe alterasi
Zone (himpunan mineral)
Silisik
Kuarsa,kalsedon,opal pirit,hematit
Adularia
Ortoklas (adularia),kuarsa,serisit-illit,pirit
Serisitik, Argilik
Serisit (muskovit),  illit-smektit,  monmorilonit  kaolinit,kuarsa,kalsit,dolomit,pirit
Argilik lanjut-Acid Sulphate
Kaolinit,alunit,kritobalit (opal,kalsedon),native sulphur, jarosit, pirit
Silika-karbonat
Kuarsa, kalsit
Propilitik, Alterasi Zeolitik
Kalsit,epidot,wairakit,klorit,albit, illit-smektit, monmorilonit,pirit


Berikut ini jenis alterasi hidrotermal lainnya:

a) Skarn
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksen dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit – aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Garnet-piroksen-karbonat adalah kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2004). Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit (CaFe).
Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300°-700°C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme – retrogradasi. 
b) Greisen
Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa-muskovit (atau lipidolit) dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan florit yang dibentuk oleh alterasi metasomatik post-magmatik granit (Best, 1982, Stempork, 1987, dalam Sutarto, 2004).
c) Silisifikasi
Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari silika adalah (E-quartz, atau β-quartz, rendah quartz, temperatur tinggi, atau tinggi kandungan kuarsanya (>573°C), tridimit, kristobalit, opal, kalsedon. Bentuk yang paling umum adalah quartz rendah, kristobalit, dan tridimit kebanyakan ditemukan di batuan volkanik. Tridimit terutama umum sebagai produk devitrivikasi gelas volkanik, terbentuk bersama alkali felspar.
d) Serpertinisasi
Batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite yang mineral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral – mineral lain. Batuan  semuala biasanya batuan basa (andesitte) yang berubah karena proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi serpertisasi. Misal : Geruilite di sulawesi dari kalimantan  diubah menjadi serpentinisasi. Serpentinisasi bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi daerah yang teralterasi relatif terbatas kecil.

Permasalahannya, seringkali kita mendapati dalam satu contoh batuan ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut sebagai himpunan mineral klorit-kuarsa-kalsit-kaolinit (Sutarto, 2004).
Gimana guys,, udah pada faham belum ttg alterasi hidrotermal,, biar makin jelas n faham ne contoh gambar-gambar batuan yang telah mengalami alterasi hidrotermal.


Well guys untuk pengenalan itu dulu aja,, nanti gw share lagi ttg manfaat dari belajar alterasi hidrotermal. kalau pingin tau tentang manfaat atau aplikasi dari belajar alterasi hidrotermal bica baca disini . 

Keep stay visiting this blog ya.. selamat membaca .. :)

Referensi:

Artadana, I Putu E., & Purwanto, Heru S., 2011, “Geologi, Alterasi dan Mineralisasi Daerah Nyrengseng dan Sekitarnya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa barat, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FTM UPN Veteran Yogyakarta
Evans, A,M., Ore geology and Industrial Minerals, Blackwell scientific publication.
Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company, New York.
Hedenquist,J.W., 1998,  Hydrotermal System in Volcanic arc, Original of and     exploration for epitermal Gold Deposit, catatan kursus 13 Mei 1998, PT Geoservice Ban
Idrus, Arifudin, & Pramutadi, EB., 2008, Mineralisasi Bijih dan Geokimia Batuan Samping Vulkaniklastik Andesitik yang Berasosiasi dengan Endapan Tembaga – Emas Porfiri Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta: Hurusan Teknik Geologi FT-UGM
http://www.barkervillegold.com, diakses pada 22 Maret 2011
http://www.mistycreekventures.com, diakses pada 22 Maret 2011
http://geologiblankfive.files.wordpress, diakses pada 22 Maret 2011
http://geologicalintroduction.baffl.co.uk, diakses pada 22 Maret 2011

1 comments:

Keren gan. sangat menambah wawasan
trima kasih

Belajar Geologi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More