Hai guys, apa kabar? g' terasa sekarang udah masuk bulan april aja nih, well mumpung masih fresh nih di awal april ini gw pingin bagi2 sesuatu yang bermanfaat buat kalian, sedikit pengetahuan tentang alterasi hidrotermal, buat kalian yang kuliah di teknik geologi terutama yang udah ambil mata kuliah geologi sumberdaya mineral, gw percaya kalian udah pada ngerti tentang alterasi hidrotermal, but buat temen-temen yang masih belum ngerti apa sih alterasi hodrotermal itu?? nah di postingan kali ini gw bakal ngenalin ke teman2 apa alterasi hidrotermal itu,, n pastinya gw ngepost ttg hal ini karena ini punya arti penting, alias ada manfaatnya. sebenernya pengetahuan ttg alterasi hidrotermal buat apa sih?? well nanti gw ceritain apa pentingnya atw manfaat dari belajar alterasi hidrotermal, but sekarang kita belajar dulu ya apa alterasi hidrotermal itu dan macam-macamnya.
I.1
Pengertian
Larutan
hidrotermal adalah cairan bertemperatur tinggi
(100 – 500oC) sisa pendinginan magma yang
mampu merubah mineral yang telah ada sebelumnya dan membentuk
mineral-mineral tertentu. Secara umum
cairan sisa kristalisasimagma tersebut bersifat silika yang kaya alumina,
alkali dan alkali tanah yang mengandung air dan unsur-unsur volatil (Bateman,
1981). Magma hidrous atau wet magma atau gampangnya magma yang memiliki kandungan H2O cukup banyak, sebenernya kandungan H2O dalam magma tersebut max adalah 6,2%, ketika magma mendingin dan mengkristal 3% dari H2O tersebut ikut mengkristal menjadi bagian dari mineral, yaitu menjadi biotit dan hornblenda, lalu H2O sisanya nya lepas dari magma dan membentuk larutan magmatik atau larutan hidrotermal. Jadi larutan hidrotermal terbentuk pada bagian akhir dari siklus pembekuan
magma
Larutan hidrotermal umumnya terakumulasi pada litologi dengan permeabilitas tinggi atau pada zona lemah. Interaksi antara larutan
hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya
(wall rocks) akan menyebabkan terubahnya
mineral primer menjadi mineral sekunder (alteration
minerals). Proses terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder akibat
interaksi batuan dengan larutan hidrotermal disebut dengan proses alterasi
hidrotermal.
Alterasi hidrotermal
merupakan proses yang kompleks, karena meliputi perubahan secara mineralogi,
kimia dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan hidrotermal dengan
batuan yang dilaluinya pada kondisi fisika – kimia tertentu (Pirajno, 1992).
Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal adalah
temperatur, kimia, fluida, konsentrasi dan komposisi batuan samping, durasi
aktifitas hidrotermal dan permeabilitas. Namun faktor kimia dan temperatur
fluida merupakan faktor yang paling berpengaruh (Browne, 1994 dalam Corbett dan
Leach, 1995)
Proses
hidrotermal pada kondisi tertentu akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu
yang dikenal sebagai himpunan mineral atau mineral
assemblage (Guilbert dan Park, 1986. Secara umum kehadiran himpunan mineral
tertentu dalam suatu ubahan batuan akan
mencerminkan tipe alterasi tertentu.
I.2 Klasifikasi
Klasifikasi tipe alterasi
hidrotermal pada endapan telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain
Creassey (1956,1966). Lowell dan Guilbert (1970), Rose (1970), Meyer dan Hemley
(1967) serta Thomson dan Thomson (1996). Lowell dan Guilbert membagi tipe
alterasi kedalam potasik (K-feldspar, biotit, serisit,klorit, kuarsa),filik
(kuarsa,serisit,pirit hidromika,klorit), argilik (kaolinit,monmorilonit,klorit)
dan propilitik (klorit,epidot).
Tabel
Tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan mineral (Guilbert dan Park, 1986)
Tabel Klasifikasi tipe
alterasi dan himpunan mineralnya pada endapan epitermal sulfidasi rendah
(Thompson dan Thomson,1996)
Tipe alterasi
|
Zone (himpunan mineral)
|
Silisik
|
Kuarsa,kalsedon,opal pirit,hematit
|
Adularia
|
Ortoklas (adularia),kuarsa,serisit-illit,pirit
|
Serisitik, Argilik
|
Serisit (muskovit),
illit-smektit,
monmorilonit
kaolinit,kuarsa,kalsit,dolomit,pirit
|
Argilik lanjut-Acid Sulphate
|
Kaolinit,alunit,kritobalit
(opal,kalsedon),native sulphur, jarosit, pirit
|
Silika-karbonat
|
Kuarsa, kalsit
|
Propilitik, Alterasi Zeolitik
|
Kalsit,epidot,wairakit,klorit,albit,
illit-smektit, monmorilonit,pirit
|
Berikut ini jenis alterasi hidrotermal lainnya:
a) Skarn
Alterasi
ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona
ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral
karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh
pembentukan mineral garnet, klinopiroksen dan wollastonit serta mineral
magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan
air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit – aktinolit dan kalsit dan
larutan hidrotermal. Garnet-piroksen-karbonat
adalah kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang
orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2004). Amfibol umumnya hadir pada skarn
sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal. Aktinolit
(CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum hadir pada
skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit
(CaFe).
Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai
salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300°-700°C). Proses
pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme –
retrogradasi.
b) Greisen
Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa-muskovit
(atau lipidolit) dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan
florit yang dibentuk oleh alterasi metasomatik post-magmatik granit (Best,
1982, Stempork, 1987, dalam Sutarto, 2004).
c) Silisifikasi
Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang
paling umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari
silika adalah (E-quartz, atau β-quartz, rendah quartz,
temperatur tinggi, atau tinggi kandungan kuarsanya (>573°C), tridimit,
kristobalit, opal, kalsedon. Bentuk yang paling umum adalah quartz
rendah, kristobalit, dan tridimit kebanyakan ditemukan di batuan volkanik.
Tridimit terutama umum sebagai produk devitrivikasi gelas volkanik, terbentuk
bersama alkali felspar.
d) Serpertinisasi
Batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite yang
mineral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral – mineral lain.
Batuan semuala biasanya batuan basa (andesitte) yang berubah karena
proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi serpertisasi. Misal : Geruilite
di sulawesi dari kalimantan diubah menjadi serpentinisasi. Serpentinisasi
bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi daerah yang teralterasi relatif
terbatas kecil.
Permasalahannya, seringkali kita mendapati dalam satu
contoh batuan ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur
yang baik untuk tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis
semua mineral yang tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan
dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut
sebagai himpunan mineral klorit-kuarsa-kalsit-kaolinit
(Sutarto, 2004).
Gimana guys,, udah pada faham belum ttg alterasi hidrotermal,, biar makin jelas n faham ne contoh gambar-gambar batuan yang telah mengalami alterasi hidrotermal.
Well guys untuk pengenalan itu dulu aja,, nanti gw share lagi ttg manfaat dari belajar alterasi hidrotermal. kalau pingin tau tentang manfaat atau aplikasi dari belajar alterasi hidrotermal bica baca disini .
Keep stay visiting this blog ya.. selamat membaca .. :)
Keep stay visiting this blog ya.. selamat membaca .. :)
Artadana, I Putu E., & Purwanto,
Heru S., 2011, “Geologi, Alterasi dan
Mineralisasi Daerah Nyrengseng dan Sekitarnya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten
Garut, Propinsi Jawa barat, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FTM UPN
Veteran Yogyakarta
Evans,
A,M., Ore
geology and Industrial Minerals, Blackwell scientific publication.
Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H.
Freeman and Company, New York.
Hedenquist,J.W.,
1998, Hydrotermal System in Volcanic
arc, Original of and exploration for
epitermal Gold Deposit, catatan kursus 13 Mei 1998, PT Geoservice Ban
Idrus, Arifudin, & Pramutadi, EB.,
2008, Mineralisasi Bijih dan Geokimia
Batuan Samping Vulkaniklastik Andesitik yang Berasosiasi dengan Endapan Tembaga
– Emas Porfiri Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta:
Hurusan Teknik Geologi FT-UGM
http://www.barkervillegold.com,
diakses pada 22 Maret 2011
http://earthsci.org/mineral/mindep/depfile/skarn.htm,
diakses pada 22 Maret 2011
http://www.mistycreekventures.com,
diakses pada 22 Maret 2011
http://geologiblankfive.files.wordpress,
diakses pada 22 Maret 2011
http://geologicalintroduction.baffl.co.uk,
diakses pada 22 Maret 2011
1 comments:
Keren gan. sangat menambah wawasan
trima kasih
Belajar Geologi
Posting Komentar