Well guys post sebelumnya gw udah ngenalin ke kalian ttg alterasi hidrotermal, bagi temen-temen yang belum sempet baca apa sih alterasi hidrotermal bisa klik disini . Seperti janji gw, gw juga bakal share ke kalian tentang manfaat atau aplikasi dari belajar alterasi hidrotermal. Ok., in this post I'll share about that guys,,
Epithermal gold deposit associate with hydrothermal alteration |
Alterasi hidrotermal memiliki kaitan yang sangat erat dengan mineralisasi, dikarenakan tipe alterasi tertentu akan dicirikan dengan hadirnya suatu himpunan mineral yang khas sebagi pencirinya. Atau suatu endapan mineral tertentu akan dicirikan oleh tipe alterasi mineral tertentu. Contohnya: endapan porfiri akan dicirikan oleh tipe alterasi potasik, lalu enadapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh tipe alterasi serisitik, dan endapan epitermal sulfidasi tinggi dicirikan oleh tipe alterasi argilik lanjut. Dengan demikian makan dengan mempelajari tipe-tipe alterasi hidrotermal, kita dapat mengetahui keberadaan mineralisasi mineral-mineral ekonomis tertentu, atau dapat mengetahui adanya suatu endapan mineral tertentu sehingga sangat membantu dalam eksporasi endapan mineral.
Lalu apa yang dimaksud dengan mineralisai??
Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang diakibatkan oleh proses magmatik ataupun proses yang lainnya, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang sudah ada sebelumnya. Alterasi hidrotermal adalah salah satu proses yang dapat menyebabkan mineralisasi.
Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang diakibatkan oleh proses magmatik ataupun proses yang lainnya, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang sudah ada sebelumnya. Alterasi hidrotermal adalah salah satu proses yang dapat menyebabkan mineralisasi.
Larutan hidrotermal yang melewati batuan, ketika berinteraksi atau kontak dengan batuan tersebut maka larutan hidrotermal akan membawa ion-ion atau kation-kation yang diambil dari batuan tersebut, di dalam perjalanannya ion-ion dan kation-kation tersebut dapat berikatan membentuk senyawa, lalu dalam proses pendingingan, larutan tersebut menjadi jenuh dan terjadi presipitasi mineral-mineral baru, dapat berupa mineral-mineral logam atau mineral-mineral bijih, seperti tembaga, emas, molibdenum dll.
Alterasi dapat menghasilkan
mineral bijih dan mineral penyerta (gangue mineral). Namun demikian, tidak
semua batuan yang mengalami alterasi hidrotermal dapat mengalami mineralisasi
bijih. Tipe alterasi tertentu biasanya akan menunjukan zonasi himpunan mineral
tertentu akibat ubahan oleh larutan hidrotermal yang melewati batuan sampingnya
(Guilbert dan Park, 1986, Evans, 1993). Himpunan mineral ubahan tersebut
terbentuk bersamaan pada kondisi keseimbangan yang sama (aqulibrium
assemblage). Mineral-mineral baru yang terbentuk, diendapkan mengisi
rekahan-rekahan halus atau dengan proses penggantian (replacement).
Mineral-mineral baru ini dikenal sebagai mineral sekunder (Anonim, 1996)
Lalu apa yang mempengaruhi
proses mineralisasi??
Menurut Bateman (1981) Secara
umum proses mineralisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor
pengontrol, meliputi :
1.
Larutan
hidrotermal yang berfungsi sebagai larutan pembawa mineral.
2.
Zona
lemah yang berfungsi sebagai saluran untuk lewat larutan hidrotermal.
3.
Tersedianya
ruang untuk pengendapan larutan hidrotermal.
4.
Terjadinya
reaksi kimia dari batuan induk/host rock dengan larutan hidrotermal yang memungkinkan
terjadinya pengendapan mineral bijih (ore).
5.
Adanya
konsentrasi larutan yang cukup tinggi untuk mengendapkan mineral bijih (ore).
Menurut Lindgren, 1933
faktor yang mengontrol terkonsentrasinya mineral - mineral
logam (khususnya emas) pada suatu
proses mineralisasi
dipengaruhi oleh adanya :
1.
Proses
diferensiasi, pada proses ini terjadi kristalisasi secara fraksional (fractional
crystalization), yaitu pemisahan
mineral-mineral berat pertama kali dan mengakibatkan terjadinya
pengendapan kristal-kristal magnetit, kromit dan ilmenit. Pengendapan kromit sering
berasosiasi dengan pengendapan
intan dan platinum. Larutan sulfida akan
terpisah dari magma
panas dengan membawa mineral Ni, Cu, Au, Ag, Pt, dan Pd.
2.
Aliran
gas yang membawa mineral-mineral logam hasil pangkayaan dari magma, pada
proses ini, unsur
silika mempunyai peranan untuk membawa air
dan unsur-unsur volatil
dari magma. Air yang
bersifat asam akan
naik membawa CO2, N, senyawa S, fluorida, klorida,
fosfat, arsenik, senyawa
antimon, selenida dan telurida. Pada saat yang bersamaan
mineral logam seperti Au, Ag, Fe, Cu,
Pb, Zn, Bi, Sn, Tungten, Hg, Mn, Ni, Co,
Rd dan U akan naik terbawa larutan. Komponen-komponen yang terbawa dalam
aliran gas tersebut berupa sublimat pada
erupsi vulkanik dekat permukaan
dan membentuk urat
hidrotermal atau terendapkan sebagai
hasil penggantian (replacement
deposits) di atas atau di dekat intrusi batuan beku.
Tabel dominasi
komposisi mineralisasi di dalam alterasi hidrotermal pada temperatur tinggi dan
rendah (disederhanakan dari Corbett, 2002)
TEMPERATUR
TINGGI
|
TEMPERATUR
RENDAH
|
Kalkopirit
|
Galena,
spalerit
|
Kuarsa
kristalin (comb stucture)
|
Kalsedon-opal
|
Kuarsa
butir kasar
|
Kuarsa
butir halus
|
Serisit
|
Smektit-illit
|
Philik
|
Propilitik
|
![]() |
Gambar zonasi proksimal – distal tipe endapan urat logam dasar yang berasosiasi dengan endapan porfiri tembaga/molibdenum (Panteleyev, 1994) |
Guilbert dan Park,
1986, mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem
epitermal. Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder erat
hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu
mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada
horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur ≥ 350oC. Pada
horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi
temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di
horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC.
Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral
ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit.
Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200oC. Mineral
bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan
berupa zeolit, kalsit, agate.
Gambar alterasi
hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan epitermal logam dasar
(Guilbert dan Park, 1986)
Gambar mineralogi
alterasi di dalam sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996)
Contoh Aplikasi Pengetahuan Alterasi Hidrotermal
Mineralisasi
tembaga pada endapan porfiri sangat berkaitan erat dengan proses alterasi
hidrotermal, maka pemahaman mengenai proses alterasi hidrotermal menjadi amat
penting dalam kegiatan eksplorasi. Alterasi hidrotermal menyebabkan perubahan
pada mineralogi dan komposisi batuan yang berinteraksi dengan fluida
hidrotermal. Perubahan mineralogi dan komposisi batuan akibat proses alterasi
hidrotermal, erat kaitannya dengan perubahan unsur-unsur kimia pada batuan yang
teralterasi. Dengan mempelajari perubahan komposisi unsur-unsur kimia dalam
batuan yang teralterasi dengan menggunakan pendekatan mineralogi dan geokimia,
dapat diketahui seberapa intens batuan tersebut telah teralterasi. Hal tersebut
akan sangat membantu untuk mengetahui karakteristik alterasi hidrotermal dan mineralisasi
di daerah tersebut (Arifudin Idrus dan Evaristus Bayu Pramutadi, 2008)
Mineralisasi emas
dipengaruhi oleh larutan hidrotermal yang mengalir melewati permeabilitas (sekunder maupun primer) batuan, sehingga terjadi proses alterasi
yang merubah komposisi kimiawi, mineralogi dan tekstur batuan asal yang dilaluinya. Tipe alterasi
dan mineralisasi pada
suatu daerah mempunyai
sifat dan karakteristik tersendiri
yang sering dicirikan
dengan adanya himpunan
mineral tertentu. Keberadaan zona
alterasi dan mineralisasi
ini akan membantu dalam perencanaan pengembangan
eksplorasi mineral bijih yang mengandung emas. Salah satu indikator yang
berpengaruh terhadap kehadiran urat -urat pembawa mineral bijih berharga adalah
struktur rekahan (kekar dan sesar). Jaringan kekar yang berkembang merupakan
jalan bagi larutan sisa magmatisme
untuk mengisi dan
tempat terendapkannya mineral-mineral bijih.
Kebanyakan
emas epitermal terdapat dalam vein-vein yang berasosiasi dengan alterasi Quartz-Illite
yang menunjukkan pengendapan dari fluida-fluida dengan pH mendekati netral (fluida-fluida khlorida netral). Dalam
alterasi dan mineralisasi dengan jenis fluida ini, emas dijumpai dalam vein, veinlet, breksi ekplosif
atau breksi hidrotermal, dan stockwork
atau stringer Pyrite + Quartz yang
berbentuk seperti rambut (hairline).
Emas
epitermal juga terdapat dalam alterasi
Advanced-Argillic
dan alterasi-alterasi sehubungan yang terbentuk dari fluida-fluida asam sulfat. Dalam alterasi dan mineralisasi dengan
jenis fluida ini, emas dijumpai dalam veinlet, batuan-batuan silika masif, atau dalam rekahan-rekahan atau breksi-breksi dalam batuan yang
tersilisifikasikan, serta dapat hadir bijih tembaga seperti enargite, luzonite, dan covelite.
Artadana, I Putu E., & Purwanto,
Heru S., 2011, “Geologi, Alterasi dan
Mineralisasi Daerah Nyrengseng dan Sekitarnya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten
Garut, Propinsi Jawa barat, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FTM UPN
Veteran Yogyakarta
Evans,
A,M., Ore
geology and Industrial Minerals, Blackwell scientific publication.
Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H.
Freeman and Company, New York.
Hedenquist,J.W.,
1998, Hydrotermal System in Volcanic
arc, Original of and exploration for
epitermal Gold Deposit, catatan kursus 13 Mei 1998, PT Geoservice Ban
Idrus, Arifudin, & Pramutadi, EB.,
2008, Mineralisasi Bijih dan Geokimia
Batuan Samping Vulkaniklastik Andesitik yang Berasosiasi dengan Endapan Tembaga
– Emas Porfiri Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta:
Hurusan Teknik Geologi FT-UGM
http://www.barkervillegold.com,
diakses pada 22 Maret 2011
http://earthsci.org/mineral/mindep/depfile/skarn.htm,
diakses pada 22 Maret 2011
http://www.mistycreekventures.com,
diakses pada 22 Maret 2011
http://geologiblankfive.files.wordpress,
diakses pada 22 Maret 2011
http://geologicalintroduction.baffl.co.uk,
diakses pada 22 Maret 2011
1 comments:
Selamat malam mas, saya ingin bertanya mengenai Ancient Hydrothermal dan Active Hydrothermal.Perbedaan antara kedua itu apa ya? Atau mungkin mas punya referensi tentang kedua hal tersebut. Terima kasih mas, selamat malam.
Posting Komentar