Klasifikasi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Suhu Rata - Rata Reservoir
Sistem panasbumi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter. Berdasarkan suhu rata-rata reservoir, sistem panasbumi dibagi menjadi tiga yaitu low temperature reservoir (T<125oC), intermediate temperature reservoir (T 125-225oC), dan high temperature reservoir (T>225oC) (Hochstein, 1990).
1.1 Sistem
Temperatur Rendah
Sistem
temperatur rendah terbagi menjadi :
- Akuifer
Cekungan Sedimen (Aquifers in sedimentary
basin)
Pada sistem ini akuifer/reservoir dapat meliputi daerah yang
luas (500km2 atau lebih). Fluidanya bersifat stagnan/tidak bergerak,
biasanya termineralisasi dan saline (marine
pore fluids). Perpindahan panasnya secara konduktif, dan suhu akuifer
dikontrol oleh terrestrial heat flux,
konduktivitas panas batuan dan kedalaman akuifer, dengan kisaran suhu reservoir biasanya 60-75oC. Contoh
dari system ini misalnya di Panonian Basin (Hungaria), Aquitaine Basin
(Prancis), Wyoming Sedimentary Basin (USA)
- Akuifer
Dasar Dibawah Cekungan Sedimen (Basement
aquifer beneath sedimentary basins)
Merupakan akuifer dengan
permeabilitas tinggi yang berada pada basement yang tertutup oleh sekuen batuan
sedimen dengan permeabilitas rendah. Yang biasanya terjadi adalah forced convection di mana fluida
bergerak dari tengah ke tepi cekungan. Suhu reservoir biasanya berkisar 50-65oC.
System ini terdapat di cina, Italia, swiss, dan amerika
- Sistem
Mataair panas ( Warm spring systems )
Sistem ini umum dijumpai di
kaki-kaki gunung, yang berasosiasi dengan deep
reaching fracture berpermeabilitas tinggi. Panas berasal dari terrestrial heat flow yang dipindahkan
secara forced convection. Suhu 60-80oC
- Sistem
Tekanan (Geopressured systems)
Sistem ini terdapat pada bagian
dalam dari cekungan sedimen. Akibat pengendapan cepat dan pembentukan sesar
listrik, pada beberapa bagian cekungan akan terbentuk penudung sehingga
menghasilkan tekanan litostatik. Panas terbentuk karena adanya pressure gradients menghasilkan anomalous temperature. Suhu pada sistem
ini dapat mencapai 100-120oC (pada kedalaman 2-3 km).
1.2 Sistem Temperatur Menengah (Intermediate temperature system)
Perpindahan panasnya biasanya
konvektif dengan reservoir jenuh air,
kehilangan panas alamiah (natural heat
loss) biasanya cukup besar (3-30MWt). Bila tranfer panas pada reservoir >10 MWt dan dijumpai
manifestasi boiling spring, maka
fluida dapat diproduksi langsung dari mataair tersebut. Sumber panas berupa
intrusi dalam atau hot upper crust
(kerak bagian atas yang panas). Contohnya Cisolok-Cisukarame, Citaman-Banten,
Aluto Lagano (Ethiopia), El Tatio (Cili).
1.3 Sistem Temperatur Tinggi (High temperature system)
Sistem ini hanya terdapat dalam tatanan tektonik lempeng active plate margin, yang umumnya berasosiasi dengan vulkanisme dan
deformasi kerak bumi. Contoh jenis sistem ini adalah di New Zealand,
Filipina,Jepang, Amerika Latin, Afrika dan Indonesia. Sistem ini terbagi
menjadi :
1.3.1 Sistem
Air Panas (hot water systems)
- pada medan
datar
Sebagian besar panas yang mengalami
perpindahan di dalam sistem dikeluarkan kepermukaan. Reservoir yang produktif berada di bawah zona manifestasi
permukaan, dan pengendapan mineral hidrotermal umumnya terjadi pada bagian atas
reservoir dan pada bagian sistem di
mana fluida panas bertemu dengan air permukaan yang dingin. Contohnya diWairakei
(NZ).
- pada medan
terjal
Perbedaan utama dengan hot water system pada medan datar adalah
pola aliran fluidanya (ingat gradien hidrologi, lihat gambar). Pengeluaran
panas alamiah umumnya terjadi melalui mekanisme “concealed lateral outflow” (semacam seepage pada zona lateral). Pada sistem ini biasanya terdapat uap
(minor) hasil evaporasi pada bagian atas reservoir
yaitu kondensasi uap dan oksidasi H2S yang menghasilkan kondensat
asam, dan batuan yang terdapat di atas reservoir
utama umumnya teralterasi oleh aktivitas uap tersebut.
1.3.2 Sistem
air Asin (Hot brine systems)
Brine
pada sistem ini kemungkinan terbentuk dari konveksi air pada hot water system yang melarutkan
evaporit, atau juga adanya hypersaline
brine yang mengalami advective rise.
Pada sistem ini suhu reservoir
umumnya tinggi (di Salton Sea, Utah mencapai 300oC), dengan transfer
panas secara konduktif dan heat loss
relatif kecil (< 30 MWt). Karena fluidanya bersifat salin, maka sangat
korosif. Contoh sistem ini antara lain Salton Sea, Cesano (Italia), Milos
(Yunani)
Two phase systems
Pada sistem
ini permeabilitas batuan di dalam dan di luar reservoir relatif lebih rendah dari hot water system, dan sering menurunnya permeabilitas vertikal,
saturasi dan entalpi fluidanya juga turun. Contoh dari sistem ini adalah Dieng,
Lahendong (Sulut), Tongonan (Filipina), Ohaaki (NZ), Krafla (Islandia) dan
Olkaria (Kenya).
1.3.3 Sistem
Dominasi Uap Air (Vapor-dominated systems)
Keterdapatan sistem ini termasuk
langka di dunia. Dapat terbentuk apabila natural
recharge sangat kecil karena permeabilitas di luar reservoir rendah. Umumnya pada bagian atas reservoir terbentuk lapisan kondensat yang tebal, di mana bagian
atas kondensat bersifat asam. Heat loss
lebih kecil dibandingkan hot water system
pada ukuran yang sama. Contoh dari sistem ini antara lain Kamojang, Darajat
(Garut), The Geyser (USA), Lardrello (Italia), Matsukawa (Jepang) dan Ketetahi
(NZ)
1.3.4 Sistem
Panasbumi Gunungapi (Volcanic geothermal
system)
Ciri khas dari sistem ini adalah
adanya kondensat tebal di atas reservoir
dengan kandungan gas vulkanik yang reaktif misalnya HF dan HCl. System ini
sering dikatagorikan dalam sesumber yang sub-ekonomis. Contoh model sistem ini
terdapat di Tangkuban Parahu, Sibayak, Pinatubo (Filipina), Nevado del Ruiz
(Kolombia), Tatun (Taiwan).
Sistem panasbumi seringkali juga
diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistem entalpi rendah, sedang
dan tinggi.Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya
tidak berdasarkan pada harga entalpi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur
mengingat entalpi adalah fungsi dari temperatur
Sistem
panas bumi
|
Muffer &
Cataldi (1978)
|
Benderiter &
Cormy (1990)
|
Haenel, Rybach &
Stegna (1988)
|
Hochestein
(1990)
|
suhu
rendah
|
<90oC
|
<100oC
|
<150oC
|
<125oC
|
suhu
sedang
|
90‐150oC
|
100‐200oC
|
-
|
125‐225oC
|
suhu
tinggi
|
>150oC
|
>200oC
|
>150oC
|
>225oC
|
Klasifikasi
Sistem Panas Bumi Berdasarkan Tipe Fluida
1. Dominasi
Uap ( Fraksi uap > Fraksi air)
- Reservoir : Permeabilitas rendah
- Fluida yang
masuk kedalam reservoir langsung berubah menjadi fasa uap di dalam
reservoir
-
Pengoperasian lapangan lebih mudah
- Temperatur ~
240 °C
Contoh:
Kamojang, Darajat
2. Dominasi Air ( Fraksi air > Fraksi
uap)
- Daerah Recharge dan reservoir mempunyai permeabilitas yang relatif sama
- Laju
penguapan di reservoir dapat
diimbangi oleh laju recharge sehingga
pori-pori batuan terisi oleh air panas.
- Permasalahan
teknis lebih banyak (scaling, masalah
air buangan)
- Temperatur ~
280 °C
Contoh: Wairakei
(NZ), G. Salak
3. Dua Fasa ( Fraksi air ~ Fraksi uap)
- Pembentukan reservoir tipe ini melibatkan proses
yang lebih rumit
dibanding
dominasi uap dan air.
Contoh:
Lahendong (Sulut), Dieng (Jawa Tengah)
4. Sistem Vulkanik : berasosiasi dengan
gunung api aktif.
-Sistem ini
kurang baik untuk dikembangkan, karena hazard
yang cukup
tinggi (fluida
sangat korosif, kandungan gas tinggi)
-Indikasi :
gas HCl, HF,
Contoh : Alto
Peak (Phil.),
0 comments:
Posting Komentar